"Menjadi murid Kristus itu PROSES, bukan HASIL." -- @megacogs
"Menjadi murid Kristus itu PROSES, bukan HASIL." -- @megacogs
Huaa..
Kalo mengingat masa-masa ketika aku mengenalNya, pasti akan teringat dengan masa-masa SMA. Ya, ketika aku masih kelas 2 SMA. Aku jadi tersenyum mengingatnya. Di kelompok kecil itu, ada B'Dhany (pkk yang paling suka nyanyi "I come before you today", Rafael, Herinta, Akim (ehm, syp lagi ya?, lupa..) dkk aja dah.
Yah, kelompok kecil/kelompok PA, itulah mungkin saat pengenalanku akan Dia bisa dikatakan dimulai (walopun sebenarnya ini tidak lepas dari apa yang diajarkan ortu dan sekolah minggu). Gak ada waktu yang tepat mungkin bisa dikatakan aku menerima Dia sebagai juruselamatku.
Namun semenjak aku ikut kelompok kecil, aku mulai merasakan perubahan dalam hidupku. Aku mulai saat teduh setiap pagi, berdoa sebelum tidur (kebetulan ortuku tidak mengajarkannya, hehe..), menyadari apa itu dosa (bukan cuma membunuh, mencuri, dkk tapi juga nyontek, dll), merasa bersalah ketika melakukan dosa, dan menyadari untuk apa aku melakukan banyak hal.
Mulai dari situlah aku mengalami pertumbuhan rohani. Aku tersenyum lagi mengingatnya. Ya, kelihatannya besar juga pertumbuhan rohaniku saat itu.
Namun, kelompok kecil tersebut ternyata tidak dapat bertahan cukup lama. Karena ada larangan dari pihak asrama akhirnya kami tidak lagi boleh ikut kelompok kecil. Yah, setelah itu aku tetap belajar untuk dekat dengan Tuhan. Saat teduh masih jalan, doa sebelum tidur, namun memang komunitas berpengaruh besar. Oh iya, aku dan beberapa teman pernah puasa dalam rangka doa untuk izin kelompok kecil.
Demikian terus berjalan. Aku jatuh bangun dalam pertumbuhan rohaniku. Dan yang paling parah pas UAN aku nyontek (walopun pembelaannya 2 mata pelajaran murni). Di situ mungkin kondisi terburukku. Dari kelas 2 aku sudah komitmen tidak nyontek pas ujian, tapi ternyata aku jatuh. T.T
Life must go on sampai aku di masa kuliah. Di masa kuliah aku diterima dalam komunitas yang baik. Aku punya kelompok kecil, ikut pelayanan di bidang kelompok kecil, hingga akhirnya aku menjadi pemimpin kelompok kecil.
Mengingat pertumbuhan rohaniku di masa kuliah juga jatuh bangun. Saat baru-baru masuk kelompok kecil rasanya hidup bersama Tuhan itu indah banget. Tapi ternyata seiring berjalannya waktu sukacita itu kadang-kadang hilang. Apalagi kalo udah sibuk kuliah dan pelayanan sering banget ngelupain yang namanya hpdA (hubungan pribadi dengan Allah).
Pernah suatu kali ketika aku jadi kabid (kepala bidang) kelompok kecil, aku nangis2 minta aku gak mau jadi kabid lagi. (aku lupa sih itu karena masalah apa). Lebih parah lagi pas tingkat 3 pas aku jadi kabid acara retreat, aku pernah bertanya-tanya "Apa sih maunya Tuhan?", Dia pengen aku pelayanan aku lakuin. Dia pengen aku jadi kabid, aku kerjain. Tapi saat itu aku ngerasa Dia gak campur tangan, Ngerasanya cuma kau doang yang kerja. Dia enggak.
Rasanya mungkin kayak orang pacaran. Kalo baru jadian itu rasanya dunia indah beudh. Tapi seiring berjalannya waktu ada kerikil-kerikil yang menggoyahkan. Seperti itu jugalah mungkin kehidupan rohaniku. Aku jatuh bangun. Aku suka meninggalkan Tuhan. Terus tiba2 merengek2 sama Dia.
Namun semuanya kerena komitmen. Yah, komitmen. Orang yang pacaran butuh komitmen, demikian juga hubunganku dengan Tuhan butuh komitmen. Gak tahu ke depan gimana, satu hal yang pasti saat ini aku punya komitmen untuk tetap mengikut Dia selamanya, walaupun jatuh bangun aku serta tertatih melangkah.
Tuhan, walaupun jatuh bangun aku serta tertatih melangkah, ajarlah aku untuk tetap kembali padaMu, Bapaku. Ajar aku untuk setia walaupun sulit. Dan ingatkan aku bahwa sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman Engkau tetap ada buatku. Amin :)