Menilik kehidupan tokoh-tokoh alkitab memang tidak ada habisnya. Tokoh-tokoh tersebut menyimpan banyak hal yang harus kita contoh dan pelajari. Saat kita membaca dan mendalami karakter setiap tokoh seringkali pikiran dan hati kita juga ikut terseret dalam arus cerita dan kehidupan tokoh tersebut. Tak pelak juga dengan tokoh-tokoh perempuan dalam alkitab. Walaupun bisa dibilang lebih sedikit tokoh perempuan yang diangkat dalam alkitab, namun ternyata banyak sekali yang dapat dipelajari dari tokoh-tokoh teersebut.
Setelah selesai dengan buku PA Ketuhanan Kristus (semoga saja kami bukan hanya selesai bahan, tapi selesai aplikasi), kami pun memutuskan untuk menggunakan buku PA Tokoh Perempuan dalam Perjanjian Baru. Hal ini memang besar kaitannya dengan anggota kami yang semuanya adalah perempuan. Buku PA terbitan Perkantas ini memuat 12 bahan PA tokoh perempuan. Tokoh pertama yang dibahas adalah Elisabet.
Mari mengingat sejenak seperti apa kehidupan Elisabet!
Ia adalah seorang Lewi (berasal dari keturunan Harun). Ia istri seorang imam. Hal ini berarti memang dia lekat dengan kehidupan bait suci karena seluruh kaumya memang ditugaskan untuk mengemaban tugas tersebut. Selain secara status ia adalah seorang Lewi ternyata ia juga disebutkan "benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat (ay.6)".
Namun demikian, ternyata Elisabet tidak memiliki seorang anak (ay.7). Hal ini terjadi karena Elisabet mandul. Hal ini dapat dikatakan bertolak belakang dengan hidupnya yang benar. Karena pada zaman tersebut orang masih berpandangan bahwa mengalami sesuatu yang buruk merupakan kutuk dari Tuhan atas dosanya ataupaun orangtuanya. Jadi pandangan saat itu adalah Elisabet mandul artinya ia mendapat 'kutuk' dari Allah. Ia mendapat kutuk dari Allah karena ia tidak hidup benar. Benarkah demikian?
Tampaknya perkataan itu tidak benar. Lihatlah bagaimana Allah memberikan sebuah mujizat kepadanya. Saat sedang bertugas ternyata suaminya, Zakharia, dihampiri oleh malaikat Gabriel dan ia menyatakan bahwa Elisabet akan melahirkan seorang anak laki-laki.
Yaps, anak laki-laki. Bukan hanya itu, anak itu dinubuatkan akan membawa sukacita dan gembira bagi orangtuanya dan bagi banyak orang. Ia juga akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak minum anggur atau minuman keras. Ia juga penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan. Ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam Roh dan kuasa Elia. Ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya. Ia juga akan membuat hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar. Ia akan menyiapakan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.
Wow, nubuat yang panjang dan indah. Memang indah. Dan bukan hanya itu, nubuat itu ternyata digenapi. Siapa yang tidak kenal Yohanes? Bahkan Yesus sendiri dalam Lukas 7 ayat 28 menyebutkan "Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar dari pada Yohanes".
Ah, betapa bahagianya Elisabet karena anaknya tersebut. Anak yang lahir di masa tuanya, dari rahim mandulnya menjadi orang yang besar. Anak yang menjadi perintis bagi Juruselamat.
Sekarang mari kita lihat apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi? Sebenarnya satu kata yang mudah disebuatkan tapi sering kali sulit dilakukan. Ia 'percaya'. Dalam ayat 13 disebutkan bahwa Zakharia berdoa agar mendapat anak. Bukan doa Elisabet yang dikabulkan oleh Allah. Tetapi yang disebut malaikat adalah doa Zakharia.
sumber gambar: http://learntoembracethestruggle.com/what-i-believe-in/
Tapi coba lihat respon Zakharia. Ia malah meragukannya dan berkata "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." (ay 18). Ya, Zakharia malah meminta tanda dari nubuat tersebut. Dan memang ia mendapat tanda itu dan menjadi bisu.
Sedangkan Elisabet Ia percaya dan lihatlah apa yang dikatakannya dalam ayat 25 "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang."
Ah, aku jadi teringat sebuah lagu yang seringkali dinyanyikan untuk sebuah penantian:
Kunantikan janji Allah dig'napi dalamku
Kuharapkan yang terbaik terjadi di dalamku
Yang kutahu Dia kerjakan seturut firmanNya
Bagi kemuliaanNya
Yang kuyakin Dia sediakan
Seturut kasihNya bagiku
1. Elisabet (Lukas 1:5-25, 39-45, 57-66)
Filed under:
Tokoh Perempuan dalam Perjanjian Baru
by:
COGS
Semoga dalam masa penantian penempatan yang tidak kunjung jelas ini aku bisa dikuatkan melalui tokoh Elisabet dan juga lagu ini. Semoga aku bisa tetap yakin bahwa apa yang kualami sekarang membuahkan yang baik ke depan. Amin.
Sincerely,
Agnes
Langganan:
Postingan (Atom)